Jumat, 30 Oktober 2009

Jurnalistik di Genggaman Tangan




Bagi orang awam jurnalistik selalu dikaitkan dengan dunia wartawan. Itu benar. Kegiatan jurnalistik memang kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah informasi kemudian didistribusikan dalam bentuk berita.

Kegiatan ini sudah dimulai sejak 14450, ketika Johannes Gutenberg, seorang pemahat dari Jerman, menemukan mesin cetak. Penemuan mesin cetak ini luar biasa saat itu, sama halnya ketika komputer pertama kali ditemukan di tahun 1950-an. Sebab -- seperti pengalaman Galileo sang ilmuwan sohor dari Italia yang hidup di zaman itu -- untuk menulis sebuah buku, Galileo mesti membayar 20 orang atau lebih untuk menyalin naskah bukunya. Nah, ketika mesin percetakan mulai ditemukan cara memproduksi buku dan selebaran mulai berubah.
Ketika itu selebaran dianggap sebagai koran pertama. Isinya hanya seputar informasi kapal yang masuk dan keluar pelabuhan. Lalu berkembang, memuat isu-isu yang dibawa awak kapal yang ngobrol di warung-warung di sekitar pelabuhan. Lalu rupa-rupa informasi mengenai kota dimasukkan. Maka jadilah koran.

Kalau Anda sedang membaca koran atau majalah, ketahuilah, sejatinya bisnis media cetak tak selalu berjalan dengan mulus. Pada 1920-an, koran harus bertarung dengan radio. Di tahun 1929, media massa cetak harus melawan televisi. Soal kecepatan menyebarkan informasi, tentu media massa cetak kalah bersaing dengan dua media baru itu. Maka, sejak tahun itupula membuat para redaktur memikirkan cara bagaimana agar berita koran masih diminati pembaca.
Maka, lahirlah tulisan bergaya feature yang enak dibaca. Anda tak seperti membaca berita lantaran penulisannya bergaya sastra. Juga informasi yang disajikan lebih dalam dan padat, mengalahkan berita radio dan televisi yang berpacu dengan detik. Sampai di situ, bisnis media cetak mampu bertahan hingga abad 21.

Ketika krisis di Amerika yang dimulai sejak Oktober 2008, lalu menyebar ke seluruh dunia. Koran dan majalah di Amerika Serikat banyak yang limbung, ini mendorong percepatan jurnalisme melaui internet yang memang sudah popular sejak 1990-an. Perlu diketahui, melambungnya semua harga termasuk tinta dan kertas, juga iklan yang sepi karena usaha sepi konsumen. Membuat koran-koran limbung lantaran pemasukan koran dan majalah kebanyakan ditopang iklan.

Internet menjadi solusi karena biaya produksinya lebih murah: tak perlu tinta dan koran, tak perlu tenaga distribusi, dan tak butuh wartawan sebanyak koran atau majalah. Karena penulisan berita dengan media internet, biasanya pendek-pendek agar tak sulit dibaca di layar komputer. Di Amerika eksodus koran ke media internet terbilang besar-besaran. Industri media massa di negeri Abang Sam itu bakal benar-benar menghentikan edisi cetaknya pada 2012. Hal ini sangat memungkinkan, lantaran rasio pemilik komputer plus pengguna internet di Amerika Serikat mencapai 2:1. Artinya tiap dua rumah di Amerika Serikat, satu rumah sudah dipastikan memiliki komputer yang terkoneksi dengan internet.

Lalu, teknologi ponsel yang kian canggih, yang pada akhirnya membuat internet bisa diakses di ponsel, membuat cara membaca berita benar-benar berubah. Semua orang menyediakan waktu membaca berita di internet melaui ponsel, ketika waktu luang. Benar-benar praktis.

Saat situs pertemanan semisal friendster, hi5, atau situs-situs gratisan macam blogspot mulai wordpress ada, bentuk-bentuk informasi menjadi sangat pribadi. Untuk membuat berita, Anda tak harus menjadi wartawan atau memiliki lembaga hukum semisal PT. Karena tiap orang berpotensi melakukan kegiatan jurnalistik, inilah yang secara sederhana disebut sebagai citizen journalism.

Lalu “makanan” apa yang disebut citizen journalism? Istilah ini memang agak membingungkan dengan istilah public journalism, participatory journalism, democratic journalism, atau street journalism – yang jelas citizen journalism adalah sebuah konsep di mana anggota masyarakat berperan aktif dalam proses jurnalistik. Mereka berperan dalam menyebarkan luaskan informasi. Bowman and Willis, seorang penulis mengatakan masyarakat bisa berpartisipasi aktif dalam menyediakan informasi yang bebas, dapat dipercaya, akurat, dalam sebaran yang luas itulah yang dikehendaki demokrasi.

Dengan adanya situs pertemanan semisal facebook atau blog, semua orang bisa menjadi wartawan, entah wartawan tulis atau wartawan audio visual. Syaratnya ya itu tadi beritanya harus akurat, tidak dimanipulasi, bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, pengetahuan jurnalistik tetap penting agar Anda dapat memberikan informasi yang layak dikonsumsi masyarakat umum. Bila sudah begitu, bukankah jurnalistik sudah ada di genggaman Anda?

Tidak ada komentar: