Senin, 31 Agustus 2009

Kenapa Harus Menikah (II)


Setelah sebelumnya dibahas pahala menikah dari sisi proses menikah itu sendiri, berikut ini dijelakan beberapa kefadolan yang didapat setelah menikah. Dimana ternyata dari berbagai amal kita setelah menikah memberikan pahala dan keutamaan lebih. Ya, dengan berkeluarga ternyata menambah ladang pahala kita.

4. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia

كُلُّ شَئْ ٍلَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ إِلاَّ أَرْبَعٌ مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَتَأْدِيْبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرْضَيْنِ وَتَعْلِيْمُ الرَّجُلِ السِّبَاحَةَ ٭ رواه النسائى

“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (HR Sunan An Nasa’i).

5. Bersetubuh dengan istri termasuk Sodaqoh

إِذَا خَرَجَ الْعَبْدُ فِى حَاجَةِ أَهْلِهِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ دَرَجَةً فَإِذَا فَرَغَ مِنْ حَاجَتِهِمْ غُفِرَ لَهُ (الديلمى عن جابر

Ketika seorang hamab keluar di dalam keperluan ahlinya ( bersetubuh ) maka Alloh akan menulis baginya setiap langkah satu derajat, dan ketika selesai dari hajat mereka maka Alloh mengampuni mereka.

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا نَظَرَ إِلَى امْرَأَتِهِ وَنَظَرَتْ إِلَيْهِ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِمَا نَظْرَةَ رَحْمَةٍ فَإِذَا أَخَذَ بِكَفِّهَا تَسَاقَطَتْ ذُنُوْبُهُمَا مِنْ خِلاَلِ أَصَابِعِهِمَا * (ميسرة بن على فى مشيخته ، والرافعى عن أبى سعيد

Sesungguhnya seorang laki2 ketika memandang istrinya dan istrinya memandang padanya maka Alloh memandang pada keduanya dengan pandangan rohmat, maka ketika dia memegang telapak tangan istrinya maka dosa2 keduanya akan rontok dari sela-sela jari keduanya.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ وَأَمْرُهُ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيُهُ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَإِمَاطَتُهُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ وَبُضْعَةُ أَهْلِهِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ رَكْعَتَانِ مِنْ الضُّحَى ….. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَدُنَا يَقْضِي شَهْوَتَهُ وَتَكُونُ لَهُ صَدَقَةٌ قَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ وَضَعَهَا فِي غَيْرِ حِلِّهَا أَلَمْ يَكُنْ يَأْثَمُ ٭ رواه ابو داود

Dari Abi Dzar dari Nabi SAW bersabda: Pagi2an atas semua anggota anak Adam adalah Sodaqoh, ucapan salamnya atas orang yang dia jumpai adalah sodaqoh, memerintahkannya pada kebaikan menjadi sodaqoh, mencegahnya dari kemungkaran juga sodaqoh, membuangnya kotoran dari jalan juga sodaqoh, bersetubuhnya pada istrinya juga sodaqoh, dan cukup dari semua itu dengan solat 2 rekaat Dhuha.

Mereka bertanya: Wahai Rosululloh… salah satu kami mengeluarkan syahwatnya menjadi sodaqoh? Nabi bersabda: bukankah ketika dia meletakkan syahwatnya pada sesuatu yang tidak halal juga menjadi dosa baginya???.. ( HR Abu Dawud )

6. Pahala memberi contoh yang baik

مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ. مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. وَمَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ. مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ ٭ رواه مسلم

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim).

عَنْ ثَوْبَانَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّهِ : «أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ: دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَىٰ عِيَالِهِ. وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَىٰ دَابَّتِهِ فِي سَبِيلِ اللّهِ. وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَىٰ أَصْحَابِهِ فِي سَبِيلِ اللّهِ ٭ رواه مسلم

Dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.” (HR. Muslim).

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

عن حَكِيمِ ابنِ مُعَاوِيَةَ الْقُشَيْرِيِّ عن أبِيهِ ، قال: «قُلْتُ يَارَسُولَ الله مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ؟ قال: أَنْ تُطْعِمَهَا إذَا طَعِمْتَ، وَتَكْسُوَهَا إذَا اكْتَسَيْتَ أو اكْتَسَبْتَ وَلا تَضْرِبِ الْوَجْهَ، وَلا تُقَبِّحْ، وَلا تَهْجُرْ إلاَّ في الْبَيْتِ ٭ رواه ابوداود

Dari Hakim bin Mu’awiyah dari bapaknya, bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. ( HR Abu Dawud )

عن عَبْدِ الله بنِ عَمْرٍو ، قال قال رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «كَفَى بالمَرْءِ إِثْماً أنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ *رواه ابو داود

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja.” (HR. Abu Dawud).

8. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim.

Janji Allah berupa pertolongan- Nya bagi mereka yang menikah.

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ٭ النور ٣٢

1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32)

ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الأَدَاءَ ٭ رواه النسائى

2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. An Nasa’i,)

Dan masih banyak lagi alasan2 yang lain … Muda-mudahan yang belum dapat jodoh Alloh memberi jodoh yang barokah fiddun ya wal akhiroh. Amiiin…

Jumat, 28 Agustus 2009

Kenapa Harus Menikah (I)


Menikah hukumnya memang bukan wajib seperti wajibnya sholat atau kewajiban ibadah lainnya. Namun menikah sungguh bermanfaat banyak. Selain berpahala besar, menenangkan hati, mendapatkan keturunan dan kebaikan-kebaikan lainya, menikah juga dapat mencegah berbagai pelanggaran antar jenis yang bukan mahromnya.

Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum remaja untuk memeriahkan dunia dengan nikah.

1. Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Alloh dan Sunnah Rosul untuk saling bisa menetapi hak dan kewajiban.

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُوا ٭النساء ٣

Menikahlah kalian apa yang baik untuk kalian dari perempuan dua, tiga atau empat. Jika kalian kawatir untuk tidak bias adil maka cukuplah satu atau apa yang di miliki tangan kananmua (budak). Demikian itu lebih mudah untuk berbuat adil (QS An Nisa’ ayat 3)

النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ اْلأُمَمَ وَمَنْ كَانَ ذَا طَوْلٍ فَلْيَنْكِحْ وَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَيْهِ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ * رواه ابن ماجة

Menikah itu sunnahku, barang siapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka bukan golonganku, dan menikahlah kalian sesungguhnya aku adalah orang yang memperbanyak umat, barang siapa yang punya kemampuan maka menikahlah dan barang siapa yang tidak punya kemampuan maka berpuasalah sesungguhnya puasa sebagai perisai (benteng penjagaan) ( HR Ibnu Majah )
2. Melengkapi / menyempurnakan agamanya

إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ عَجَّ شَيْطَانُهُ يَقُوْلُ يَا وَيْلَهُ عَصَمَ ابْنُ آدَمَ مِنىِّ ثُلُثَىْ دِيْنِهِ * (أبو يعلى و الديلمى

Ketika salah satu dari kalian menikah maka syetannya akan berteriak dan berkata : Celaka… anak Adam telah menjaga 2/3 agamanya. ( HR Abu Ya’la dan Ad dailamy )

3. Menjaga Kehormatan Diri

يَامَعْشَرََ الشَّبَابَ، مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أََغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ * رواه البخارى

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HR. Bukhari).

Didalam hadist lain disebutkan bahwa sehina atau serendah-rendahnya janaiz (mayat) adalah mati dalam keadaan membujang. Maka yang belum menikah segeralah menikah jika umur dan kesiapan lainnya sudah terpenuhi. [Bersambung]

Rabu, 26 Agustus 2009

Kisah Kedurhakaan Tsa’Labah



Siang itu Rasululloh sedang sholat berjamaah bersama para sahabat beliau, Diantara sederetan sahabat yang makmum di belakang Rasululloh, nampak seorang tengah baya yang kusut rambutnya dengan berpakaian lusuh, Ia dikenal sebagai seorang sahabat Rasululloh yang tekun beribadah. Setelah Rosululloh menyelesaikan sholat, sahabat berpakian lusuh itu segera beranjak pulang tanpa membaca wirid dan berdoa terlebih dahulu, Rasululloh menegurnya, “ Tsa’labah!,mengapa engkau tergesa-gesa pulang. Tidakkah engakau berdoa terlebih dahulu. Bukanlah tergesa-gesa keluar dari mesdjid adalah kebiasaan orang-orang munafik..” Tsa”labah. Menghentikan langkahnya, ia sangat malu ditegur oleh Rosululloh, tetapi apa mau dikata, terpaksa ia berterus terang kepada Rosululloh. “ Wahai Rosullloh, kami hanya memiliki sepasang pakaian untuk sholat dan saat ini istriku di rumah belum melaksanakannya sholat karena menunggu pakaian yang aku kenakan ini, Pakaian yang hanya sepasang ini kami pergunakan sholat secara bergantian. Kami sangat miskin, untuk itu, Wahai Rosululloh. Jika engkau berkenan, doakanlah kami agar Alloh menghilangkan semua kemiskinan kami ini dan memberi rezeki yang banyak.

Rosululloh tersenyum mendengar penuturan Tsa”labah, lalu beliau berkata,” Tsa”labah sahabatku, engkau dapat mensyukuri hartamu yang sedikit itu lebih baik dari pada engkau bergelimangkan harta tetapi engkau menjadi manusia yang kufur. Nasehat Rasululloh sedikit menghibur hati Tsa”labah, karena sesungguhnya yang ada dalam benaknya adalah dia sudah bosan menjalani hidup yang serba kekurangan, Satu-satunya cara agar cepat menjadi kaya adalah memohon doa kepada Rosululloh, karena Doa seorang utusan Alloh pasti didengar Alloh, itulah yang selalu menjadi angan-angan Tsa’labah, hingga keesokan harinya ia kembali menemui Rosulullloh, dan memohon agar beliau mau mendoakannya agar menjadi orang kaya. Rosululloh kembali menasehati, “ Wahai Tsa’Labah. Demi Dzat diriku diriku berada ditanganNya, seandainya aku memohon kepada Alloh agar Gunung Uhud menjadi emas, Alloh pasti mengabulkannya, tetapi apa yang terjadi jika gunung uhud benar-benar menjadi emas, masdjid-masdjid akan sepi!. Semua orang akan sibuk memupuk kekayaan dari gunung itu, aku khawatir jika engkau menjadi orang kaya engkau akan lupa beribadah kepada Alloh.

Tsa”labah terdiam mendengar nasehat Rosululloh namun dalam hatinya berkecamuk. “Aku mengerti Rosulullloh tidak mau mendo’akan karena beliau sayang kepadaku, beliau khawatir jika aku menjadi orang kaya aku akan menjadi golongan orang-orang yang khufur, tetapi aku tidak seburuk itu, justru dengan kekayaan yang aku miliki aku akan membela agama ini dengan hartaku. Akhirnya Tsa’labah pulang, ia merasa malu apabila terus memaksa Rosululloh agar mau mendo’akannya, namun keesokan harinya ia tidak kuasa menahan dorongan hatinya untuk segera terbebas dari belenggu kemiskinan yang kian menghimpitnya, Ditemuinya Rosulullloh, ya memohon untuk yang ketiga kalinya aga Rosulullloh mau mendo’akan. Kali ini Rosululloh tidak bisa menolak keinginan Tsa’Labah, beliau menengadahkan tangan kelangit. Ya…ALLAH…limpahkanlah rejekiMU kepada Tsa’Labah”. Kemudian Rosululloh memberikan kambing betina yang sedang bunting kepada Tsa’Labah, ”Peliharalah kambing ini baik-baik….pesan Rasulullloh. Tsa’Labah pulang membawa kambing pemberian Rasulullloh dengan hati yang berbunga-bunga” Dengan modal kambing serta Do’a Rasululloh aku yakin aku akan menjadi orang yang kaya raya.

Hari-berganti hari, bulan berganti bulan Tsa’Labah yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang yang kaya yang terpandang, Kambingnya berjumlah ribuan, disetiap lembah dan bukit terdapat kambingnya Tsa’Labah. Pagi itu Tsa’Labah berjalan-jalan meninjau kandang-kandang kambing yang sudah tidak sesuai dengan jumlah kambing yang terus berkembang biak. “Hmmm. Aku harus pindah dari sini mencari lahan yang lebih luas untuk menampung kambing-kambingku. Akhirnya Tsa’Labah menemui lahan yang luas dipiggir Madinah. Disana ia membangun kandang-kandang baru yang lebih besar, Namun demikian perkembangan kambing-kambing Tsa’Labah bagaikan air bah yang sulit di bendung, kadang-kadang yang baru dibangun itu sudah penuh sesak oleh ribuan kambing, Dengan demikian Tsa’Labah setiap hari disibukkan terus dengn harta kekayaannnya, Ia yang dulu setiap Sholat lima waktu selalu berjamaah di masdjid sekarang datang kemasdjid hanya pada waktu sholat dhuhur dan ashar saja.

Kini kandang kambing yang baru dibangun Tsa’Labah di pinggin Madinah sudah tidak lagi memenuhi syarat, maka ia memutuskan untuk mencari area yang lebih luas lagi, tsa’Labah sudah tidak memikirkan lagi bagai mana ibadahnya bila jauh dari Madinah. Kepalanya sudah dipenuhi dengan hubbudhunya, sehingga ia datang kemasdjid hanya satu kali dalam satu minggu pada sholat Jum’at. Dengan demikian derasnya harta yang mengalir dirumah tsa’labah kini ia lebih senang tinggal dirumah dari pada jauh-jauh datang kemesdjid, bahkan sholat jum’at pun ia sudah takdatang lagi ke masdjid. Sampai Rosulullloh bertanya” Wahai sahabatku. sudah sekian lama Tsa’Labah tidak keliahatan di masdjid…taukan kalian kemana dan bagaimana keadaannya sekarang. “Wahai Rosulullloh. Tsa’ Labah sudah menjadi orang kaya. Lembah-lembah di Madinah maupun di luar Madinah telah penuh sesak dengan kambing-kambingnya Tsa’Labah.” “ Benarkah.. mengapa ia tidak pernah menyerahkan Shodakahnya sedikitpun?”.

Setelah Alloh menurunkan ayat tentang kewajipan Zakat. Rosulullloh mengutus dua orang sahabat untuk menjadi amil zakat, seluruh umat islam di Madinah yang hartanya dipandang sudah Nisob zakat didatangi, tak terkecuali Ts’Labah pun menjadi giliran. Kedua utusan Rosulullloh membacakan ayat zakat dihadapat Tsa’Labah. Kemudian setelah dihitung dari seluruh harta kekayaannya ternyata memang banyak harta Tsa’Labah yang harus diserahkan sebagai zakat. Tak disangka Tsa’Labah mukanya berubah merah, ia berang. “Apa-apaan ini. Kalian mengatakan ini zakat tetapi menurutku ini lebih tepat disebut upeti!. Pajak!. Sejak kapan Rosulullloh menarik upeti Hah.!? Aku bisa rugi” ucap Tsa’Labah. “Kalian pulang saja aku tidak mau menyerahkan hartaku ..!”

Kedua utusan Rosulullloh kembali menghadap Rosulullloh dan menceritakan semua perbuatan Tsa’Labah, beliau bersedih telah kehilangan seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sunggu celaka Tsa’Labah.. Celakalah ia..” Kemudian Allah menurunkan ayat 75 dalam surat At-Taubah tantang ciri-ciri orang MUNAFIK. Ayat ini segera menyebar keseluruh muslimin di Madinah sehingga ada salah seorang sahabat Tsa’Labah yang datang memberi tahunya. Celakalah engkau Tsa’Labah, Allah telah menurunkan ayat karena tingkah perbuatanmu. Tsa’labah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu angkara murka telah lama memperbudaknya. Kini ia bergegas menghadap Rosulullloh dengan membawa zakat dari seluruh hartanya, Namun Rosulullloh tidak berkata apa-apa kecuali hanya sepatah kata, Sebab kedurhakaanmu Allloh melarangku untuk menerima zakatmu.

Rosulullloh mengambil segenggam tanah lalu dutaburkan ditas kepala Tsa’Labah, “inilah perumpamaan amalanmu selama ini. sia- sia belaka. Aku telah perintahkan agar engkau menyerahkan zakat tetapi engkau menolak, celakalah engkau Tsa’ Labah”. Tsa’Labah kembali kerumahnya, dengan penyesalan yang tanpa batas dan tiada arti. Sampai suatu hari terdengar kabar Rosulullloh telah wafat, ia semkin bersedih karena taubatnya tidak diterima oleh Rosulullloh hingga beliau wafat. Tsa’Labah mencoba mendatangi Khalifah Abu Bakar sebagai pengganti Rosulullloh, ia datang membawa zakat. Abu Bakar hanya berkata “Rasulollloh saja tidak mau menerima zakatmu, bagaimana mungkin aku dapat menerima zakatmu.!”

Demikian pula dizaman kekholifahaan umar bin Khatab, Tsa’labah mencoba menyerahkan zakat, umarpun tidak mau menerima sebagai mana Rosulullloh dan Abu bakar tidak mau menerima zakatnya, Bahkan sampai kholifah usman bin Affan juga tidak mau menerima zakat Tsa’labah karena Rosulullloh, Abu Bakar dan Umar tidak mau menerima zakatnya.

Demikianlah kehidupan yang “hina” dan penuh dengan kemurkaan ALLOH telah menimpa seorang sahabat Rosulullloh yang telah tenggelam di dalam gelimang harta hingga menyeretnya ke lembah kemunafikan, Ia telah melalaikan kewajibannya. Ia telah mengingkari janji-janjinya, Ia telah melecehkan kemuliaan ALLOH dan Rosulnya sehingga membuahkan penderitaan yang kekal abadi didalam neraka. Nauszubillahi min dzalik..

Selasa, 25 Agustus 2009

Urip Pisan ( Hidup hanya sekali )



Salah satu mata pelajaran yang saya benci sejak memasuki bangku sekolah adalah kesenian, terutama nyanyi. Perasaan saya sudah berusaha pol – polan untuk bisa menyanyi tetapi masih saja hasilnya jelek, nggak ketulungan. Perasaan saya sudah enak, pas dan gayeng, ternyata masih menyakiti telinga orang di sana – sini, terutama yang jadi juri. Mungkin keinginan yang besar itulah yang membunuh rasa seni itu sendiri. Keinginan besar untuk jadi penyanyi, jadi sinden, wiraswara, artis, hingga mengikis jiwa seni itu sendiri. Atau memang lingkungan saya yang tidak punya jiwa seni. Hasilnya menjadikan saya orang yang tidak bisa berkesenian. Dasar wagu...! Ditilik dari sejarah keluarga, memang tidak ada darah seni yang mengalir di garis keturunan keluarga kami. Maka tak heran, kami berlima juga tidak ada yang jago nyanyi atau seni yang lain. Kebanyakan kami berlima juga tidak suka pelajaran itu. Memainkan alat musik, gak bisa. Menggambar, kalau bisa dihindari. Uih, pokoknya agak pobhilah yang menyangkut tarik - urat leher dan tarik - garis alias menggambar ini. Namun, sebagai kompensasinya saya lebih perhatian dan lebih jeli memahami apa yang disampaikan lewat seni. Walaupun saya tidak bisa mocopat, tapi syair dan arti kalimat yang terkandung didalamnya menjadi concern saya. Pemacu jiwa, penggugah rasa dan penyejuk hidup. Banyak tembang – tembang yang menurut saya bisa menjadi perkeling, untuk sekedar memperkuat dalil atau menjadi keterangan dalil itu sendiri.

Nah, di dalam Adabul Mufrad, Imam Bukhori meriwayatkan dari Muhammad bin Sala, ia berkata telah mengabarkan kepada kami Ismail bin Ayyasy, dari Abdurrohman bin Ziyad bin An’am, dari Abdurrohman bin Rofi’ dari Abdulloh bin Amr, ia berkata, Rasululloh SAW bersabda; “Kedudukan syair itu seperti perkataan pada umumnya, baiknya seperti baiknya perkataan dan jeleknya seperti jeleknya perkataan.” (Diriwayatkan juga oleh Ad-Daruqutni (4/156) dan Al-Baihaqi (5/68))
Dari Aisyah r.a., dia berkata,”Diantara syair itu ada yang baik dan ada yang buruk, maka ambillah yang baik dan tinggalkanlah yang buruk. Aku telah banyak meriwayatkan syair – syair dari Ka’ab bin Malik yang diantaranya berbentuk qashidah yang terdiri dari 40 bait dan sebagainya.” (Rowahu Bukhori fi Adabil Mufrad dan Al-Hafidz didalam Fathul Barinya (10/539))
Menimbang atsar di atas, beberapa bait syair terasa menyentuh kalbu. Mungkin karena situasi yang mengkondisikan, karena rindu kampung halaman, sepi sendiri atau memang untaian hikmahnya yang tersembunyi di baliknya, sebagai sebuah perkeling seperti tembang Urip pisan berikut ini.

Ora susah nelangsa, yen urip iku mung sakderma.
Banda amung titipan, yen nyawa jarene gadhuan.
Tangeh lamun yen bisa, manungsa ping pindho neng ndonya.
Urip iku mung pisan, sanepane kaya jelungan.
Apa gunane murka, numpuki banda.
Lali dalan utama, nganti tumindak cidro.
Mbok iya dha ngelingi, yen pati mung sak wanci-wanci.
Kabeh mesthi tekan janji, antarane siang lan ratri.

Tidak usah bersedih, tidak usah nelangsa. Bergembiralah. Hidup itu hanya sakderma, sementara saja, menjalankan skenario - qodar yang ada.
Harta adalah titipan dari Yang Kuasa, dan nyawa adalah gadaian yang akan ditebus lagi oleh yang punya. Ia bersifat sementara.
Tidak mungkin, imposible, non sense, manusia bisa hidup dua kali di dunia ini.
Hidup itu hanya sekali, gambarannya seperti orang main petak umpet. Kalau sudah selesai main terus bubar kembali ke rumah masing – masing.
Oleh karenanya, tidak ada gunanya berbuat jahat, dan menumpuk – numpuk harta.
Lupa dengan jalan yang benar, lupa agama, sehingga ingkar janji dan berbuat jelek, curang, culas dan seenak perutnya.
Alangkah baiknya sama ingat, sama eling, bahwa mati itu sewaktu – waktu datangnya. Tidak bisa ditolak.
Semua pasti sesuai dengan janjiNya, tempo dan ajalnya, bisa datang pada waktu siang maupun malam. Semua akan mati.

Mungkin, Anda punya tembang favorit yang selalu menyentak kalbu jika didendangkan. Jangan dibuang, tapi pergunakanlah saat keimanan sedang goyang, untuk kembali memacu dan menemukan ritmenya naik lagi. Pergunakanlah saat – saat tertentu. Saat yang pas, saat dibutuhkan. Setiap orang mungkin beda, tergantung latar belakang dan pengalaman hidup yang pernah dihadapinya. Dan jika punya, jangan lupa berbagilah dengan saya.

Senin, 24 Agustus 2009

Semangat Doni !


Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitulah saat
saya pertama kali bertemu dengan Donny.

“Beli kartunya dong Kak,” pintanya saat itu. Donny, tampak menarik tangan saya
dan memamerkan beberapa kartu ucapan di tangannya. Ada 5 buah, kartu-kartu
mungil yang dibungkus plastik transparan. Ada sebuah kartu yang sederhana,
dengan hanya satu gambar bunga di depannya. Telihat garis-garis sejajar, mungkin
melambangkan tanah. Kelopak-kelopaknya tampak merekah, dengan tangkai yang
sangat panjang. Dia bilang, kartu-kartu itu adalah buatannya sendiri. Saya ambil
satu, dan dia pun tersenyum.

Donny, adalah sama dengan remaja lainnya. Dia suka mendengarkan musik, main
basket, dan tentu saja, menyukai remaja lawan jenisnya. Namun, yang
membedakannya mungkin hanya karena dia adalah penderita Down Syndrome, ditambah
dengan gangguan Cerebral Palsy. Tangannya, sering bergerak tak menentu.
Bicaranya tak jelas, disertai dengan lonjakan-lonjakan kepala yang intens.

Kartu mungil itulah yang menjadi awal kami berbicara. Saya mulai bertanya
kabarnya, dan dia menjawab baik-baik saja. Tangannya mulai bergerak spastis.
Kursi roda yang didudukinya bergeser. Tak lama kemudian, mulailah ia bercerita
tentang apa yang dirasakannya. Ia ingin sekali punya seperangkat alat musik. Ia
ingin punya gitar, dan piano agar dapat bernyanyi setiap hari.

Setiap minggu, dikunjunginya gereja di depan panti, dan ditawarkannya kartu
buatannya itu kepada para jemaat. Sebagai seorang Nasrani, Donny juga kerap
menyumbangkan suaranya disana. Dia lalu juga bercerita bahwa dia sudah
mengumpulkan uang sebanyak 500 ribu, hasil dari kartu-kartu buatannya. Dengan
uang itu, ia berniat untuk membeli piano. Ah, dia tampak bersemangat sekali.

Larik-larik cahaya sore yang menembus jendela yang terbuka setengah. Cahaya itu
menimpa tubuhnya, dan ah, kini ia tampak bersinar. Tangannya kembali bergerak
tak menentu, dan kepalanya masih melonjak-lonjak. Dia menjadi teman yang
menyenangkan sore itu. Kami juga bercanda, dan saling bertepuk tangan. Kami
membuat suara-suara aneh, hingga membuat kami sendiri tergelak tertawa. Padahal
cuma ada kami berdua yang ada di koridor panjang itu.

Lorong panti. Senyap. Dinding putih dan bangku panjang. Sunyi. Begitu pula saat
saya meninggalkan Donny bersama dengan beragam pemikiran (dan pelajaran tentang
ketegaran yang diberikannya).

***

Saya kagum dengannya. Walaupun tak sempurna, tak kurang semangatnya untuk
menjalani hidup. Kita mungkin paham, dengan uang 500 ribu, gitar dan piano macam
apa yang akan didapatkannya. Mungkin tak satupun. Tapi itulah kita. Dan kita
bukan Donny. Uang itu berarti segalanya buat dia.

Kita mungkin akan berkata kepadanya, “sudahlah Donny, kamu tak akan bisa menjadi
pemusik dengan keadaan seperti ini” Kata-kata itu mungkin yang akan terlintas di
benak kita. Tapi itulah kita. Dan kita bukan Donny. Kata-kata itu seringkali tak
berarti baginya.

Teman, kita mungkin sering pesimis dalam hidup ini. Walaupun dengan keadaan yang
sangat jauh berbeda dengan Donny, kita kerap tak bersemangat dalam hidup. Bisa
jadi, tak ada bara-bara api semangat yang membakar dalam dada. Bisa jadi, tak
ada derap-derap langkah yang menghentak menuju kemenangan.

Namun, maukah kita menjadi orang-orang yang pesimis? Maukah kita menjadi
orang-orang yang menyerah, terkapar di tengah perjalanan hidup ini? Jangan.
Jangan biarkan bara-bara itu redup dalam hatimu. Jangan biarkan derap-derap itu
melunak dalam jiwamu. Sediakan selalu percik-percik api walau sedikit untuk
menyalakan semangat itu. Sebab percik api, akan selalu menjadi benih bara api
yang berkobar-kobar. Jejakkan kakimu kuat-kuat agar tak goyah jalanmu. Sebab,
kaki yang menjejak dalam, akan membuat kita tegap dalam melangkah.

Tataplah kedepan. Pandanglah dengan sorot mata kemenangan. Dengarkan alunan
gemuruh irama dalam jiwamu. Biarkan simfoni itu yang mengisi kalbumu. Semoga
Allah selalu bersamamu.

Minggu, 23 Agustus 2009

Pakaian Kebahagiaan


Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.

Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.

Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”

“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !!

Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.

Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.

Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?

Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.

Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang.

Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi.

Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki.
Adakah “pakaian-pakaian kebahagiaan” itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.

Kiriman dari seorang sahabat yang tidak mau disebut namanya

Terima kasih sahabat…

Sabtu, 22 Agustus 2009

Pesan Ibu ( Motivasi By Andry Wongso )


Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

Teman-teman yang luar biasa,

Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

Salam sukses luar biasa!

Jumat, 21 Agustus 2009

Berdoa


Berdoa
Setiap orang pasti pernah berdoa. Ada yang panjang, ada yang pendek. Ada yang diulang – ulang sehingga jadi panjang, ada juga yang sekali baca sehingga pendek. Ada yang disenangi, ada juga doa yang hanya sekedarnya. Basa – basi. Maksudnya hanya memenuhi kadar pengguguran kewajiban. Pelengkap. Contohnya doa pengayoman (?) Ada juga doa yang umum dan doa yang bersifat pribadi. Jama’ ataupun mufrad. Pokoknya banyak macamnyalah, bagaimana sebuah doa itu dipanjatkan. Satu hal yang pasti, bahwa doa adalah sebuah permohonan kepada Allah Yang Maha Esa dan umumnya berisi kebaikan terutama buat sang pelantun doa. Sebab baiknya pelantun doa yang satu, belum tentu sama dengan pelantun doa yang lainnya. Dalam perjalanannya, doa mirip dengan cuaca. Kala cuaca bagus, hati riang, perasaan padang, orang senang dan berlama – lama dalam memanjatkan doa. Mengulang – ulang, bahkan doa – doa baru pun disenandungkan. Sebaliknya kalau cuaca tidak bagus, timbul malas dan perasaan berat untuk melantunkan doa. Sedikit, pendek dan ogah – ogahan. Yang sering dibaca pun kalau bisa dan kalau boleh mau diringkas. Rupek. Serba salah. Maka, kita kenal dengan yang namanya doa sapu jagad. Katanya, kalau lagi repot, sibuk bin sumpek cukup baca doa itu saja:Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqiinaa adzaaban naar. Itu sudah mencukupi, desahnya.

Perilaku – perilaku dalam berdoa perlu kita cermati. Doa adalah ibadah. Dalil yang lain mengatakan bahwa doa adalah otaknya ibadah. Sebisa mungkin kita benar – benar bisa mengandalkan doa – dao kita. Sebisa mungkin kita benar – benar yakin dengan doa kita. Sebisa mungkin kita tahu apa yang kita baca dalam doa. Sebisa mungkin kita khusyu’ dalam berdoa. Jangan ceroboh. Jangan ngelantur atau malah ngalamun. Seperti keadaan cuaca itu, maka Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang menyenangkan baginya jika Allah mengabulkan doanya dikala berat dan susah, maka perbanyaklah doa di waktu longgar.” (Rowahu at-Tirmidzi dari Abu Huroiroh)

Terlepas dari kualitasnya, sekarang coba kita hitung berapa banyak (quantity) doa yang kita panjatkan. Terus – terang saya termasuk orang ”irian” terhadap doa. Maksudnya timbul perasaan iri ketika banyak doa – doa yang secara makna sangat indah dan bagus, tapi belum bisa saya amalkan dan hafalkan. Apalagi di situ diterangkan fadhilah – fadhilahnya. Rasanya pengin banget bisa mengamalkan doa itu, tetapi apa daya. Ketika sudah mengamalkan dan menghafalkannya, beberapa saat kemudian melupakannya, ketika datang lagi sekumpulan doa baru yang, lagi – lagi menurut saya, – sangat indah dan menarik. Terus begitu. Akhirnya saya mencoba mengoreksi kembali apa yang salah dengan diri ini.

Dari serangkaian instrospeksi, saya menemukan beberapa fakta. Pertama, ternyata dari banyak keadaan dan kelakuan, sering kali saya memanjatkan doa dengan kondisi tergesa – gesa. Tergesa – gesa membacanya, tergesa – gesa segera menyambung dengan doa yang lain, bahkan tergesa – gesa untuk segera mencapai hitungan yang ditentukan, seperti 3 kali, 7 kali dan sebagainya. Kadang, juga tergesa – gesa karena ditunggu kerjaan. Dalam hal ini saya hanya butuh sedikit kesabaran untuk menghadapinya. Yang kedua, ternyata banyak tidak khusyu’nya ketika berdoa. Acapkali habis berdoa, belahan jiwa saya bertanya, tadi doa yang ini udah dibaca belum ya? Kayaknya belum? Bahkan saking erornya, pernah hati berbisik, tadi doa apa ya? Masya Allah. Kalau yang berdoa sendiri tidak tahu apa yang dipanjatkan, bagaimana yang mau mengabulkan? Dalam hal ini saya memahami betul, kenapa dilarang berdoa, sholat atau kegiatan lain ketika sedang ngantuk. Sebab ia setengah sadar, antara tahu dan tidak tahu apa yang diperbuatnya. Untuk mengatasi hal ini, sebenarnya sederhana saja cukup konsentrasi. Kata – katanya saja yang mudah, aplikasinya silahkan coba sendiri. Susah toh? Namun harus tetap dilatih dengan penuh kesadaran dan kesabaran. Apapun, dua hal itulah yang sangat perlu dilakukan dalam berdoa agar kita yakin, tambah yakin, ngimel, mantap, senang, berlama – lama, rajih dan dijamin terkabulnya doa.
Tapi bagaimana dengan sering gonta – ganti doa? Ah, ternyata itu sudah biasa. Banyak orang yang mengalaminya. Yang penting dari sekian banyak itu tentu ada yang jadi menu rutin dan pilihan utama, sesuai selera. Sebab yang saya tahu, ada yang suka doa ini, ada yang suka doa itu, ada yang begini, ada yang begitu. Mungkin hanya satu yang tak ada yang suka melantunkannya, yaitu doa Nabi SAW berikut ini: Allohumma ahyinii miskinan, wa amitnii miskinan wab’atsnii fii zumrotal masaakiin (Ya Allah hidupilah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan aku bersama golongannya orang miskin). Benarkah ?

Rabu, 19 Agustus 2009

Berjuang Untuk Berserah




Kataballohu maqoodiirol kholaaiqo qobla ayyakhluqossamaawaati
wal ardho bi khomsiina alfa sanatin. (Allah telah menulis qodar-qodar nya makhluk limapuluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi – H.R. Muslim dalam Kitabul Qodar)”


***

Sore itu tidak sama seperti sore yang lain. Di dalam benak ku, semua mendadak menjadi gelap. “Masya Allah”, lafadz ku dalam hati dengan bibir bergerak. Aku kaget luar biasa. Kabar yang kudapat dari e-mail,dari sabahat yang sudah seperti adik ku sendiri Dawud Abd, benar-benar membuat sekujur tubuhku lemas seperti tak bisa di gerakan. Achsan Indriadi, sahabatku yang baik divonis dokter terkena penyakit yang sekarang paling ditakuti, H5N1 alias flu burung. Penyakit yang mematikan. “Ya Allah”, kami pasarah padamu. Aku terduduk lemas, semua mendadak gelap dalam benak ku. “Kenapa harus Achsan? Kenapa tidak yang lain nya? Kenapa bukan koruptor? Kenapa bukan teroris? Kenapa..kenapa?? kenapa???.” Kalimat Tanya itu menyeruak seperti tak berhenti dan tidak menemukan tanda titik untuk menghentikan nya. Zikir dan do’a selepas sholat ashar, semakin kurasa kuat sekali. Bahkan aku merasakan do’a-do’a yang kulafaldzkan sangat bertenaga. aku berusaha berdamai dengan jiwaku (Allah, pertolonganmu pasti dekat)

Achsan, adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan swasta di bilangan Jakarta Utara. Dalam setahun ini (2009), Achsan, seperti ceritanya padaku, merasa sedang dicoba oleh Allah. Ia juga bilang sedang merasakan manisnya keimanan, sampai dia merasa sekarat. Lelaki kelahiran 15 November 1973 itu berkali-kali bercerita tentang mimpi-mimpi yang dialaminya ketika dia tak sadarkan diri, akibat panas yang tinggi.

Di tahun 2009 ini, sudah 3 kali Achsan masuk rumah sakit. di bulan Februari ia terkena lumpuh kaki kanan akibat cedera tulang punggung. Bulan April ia kembali masuk rumah sakit akibat HNP (syaraf tulang punggung terjepit) yang mempengaruhi fungsi organ dalam.

***

Aku kembali tertegun tak bisa berkata-kata. Email dari Dawud, kembali kubaca dengan dada bergetar hebat. Achsan sakit lagi, kali ini tak main-main. Flu Babi. Aku diam, berusaha untuk kuat melanjutkan membaca e-mail Dawud dengan sangat hati-hati. Pikiran ku melayang jauh, membayangkan betapa sedih nya hati anak-anak Achsan. Amorita (10 th), Achmar (3,5 th), serta Aimar (1,5 th), juga istrinya Nina Marlina. Meski kutahu, istri dan ketiga anak Achsan, bukanlah orang sembarangan, mereka sangat dekat dengan kehidupan Agama serta sangat penyabar. Bathinku berkata sendiri, tetap tak mudah menghadapi ini semua.

Kabar terakhir, di bulan Juli Achsan masuk rumah sakit lagi, tapi kali ini sangat mengejutkan. Ia sakit akibat burung dan Flu babi. Otomatis sejak bulan Januari hingga hari ini Achsan tidak dapat bekerja dan mencari nafkah dan dan meelakukan seabrek aktivitas positif lainnya

Dalam catatan Achsan yang sempat ku baca, di Bulan Juni yang lalau, ia memang sempat pergi tugas ke luar negeri, tepatnya ke Pakistan, namun hingga akhir bulan Juni jsepulang dari Luar Negeri, Achsan tak merasa ada sesuatu perubahan dalam tubuhnya. Semua berjalan normal dan biasa saja. Ia pun tidak mengalami sakit pernafasan. Hari hari berjalan normal dan ia beraktivitas dan bekerja seperti biasa

Pada tanggal 9 dan 10 Juli, Achsan bahkan masih sempat pergi mengisi liburan bersama anak dan istrinya, ke beberapa tempat pedesaan di Depok dan Bogor, dan kerumah orang tua nya. Secara beruntun setelah pulangdari liburan mereka sekeluarga sakit pilek. Achsan sendiri merasakan masuk angin yang berat. Karenamerasa dirinya kecapean, ia pun melakukan pijat refleksi, di rumah seorang teman nya Taufik Wibisono. Namun flu yang dirasakan Achsan tak kunjung hilang. Selama 3 hari Achsan minum obat flu tetapi tidak juga menunjukan kondisi yang membaik. Achsan memutuskan memeriksakan diri di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Saat itu suhu tubuh nya 41 dcelcius, dan selalu muntah. Komdisi Achsan yang sangat tidak memungkinkah akibat muntah berat, dokter menyarakan Achsan dirawat di rumah sakit itu.

***

Hingga hari kelima Achsan dirumah sakit, tidak ada perubahan yang berarti, bahkan semakin parah. Dokter pun sedikit panik, karena Achsan sudah demam tinggi (hingga 41,5 dcelcius) sudah 8 hari. Mulai hari kedelapan demam tinggi Achsan disertai batuk dengan mengeluarkan darah segar, praktis ejak itu pernapasan nya mulai terganggu, dan Achsan pun bernafas dibantu dibantu oleh oksigen.

Dokter berusaha keras membantu Achsan untuk sembuh dari penyakitnya. Beberapa obat diinjeksi masuk ke dalam tubuhnya, malah mengakibatkan lidah dan tenggorokan Achsan terasa terbakar (hingga saat ini masih belum bisa merasa dengan baik). Lambung Achsan pun sudah tidak bisa menerima makanan dan minuman, selalu dimuntahkan. Puncaknya, sample dahak Achsan langsung di kirim ke Depkes. Dua hari kemudian, hasil pemeriksaan Laboratorium keluar. Hasilnya mengejutkan semua anggota keluarga. Achsan terkena H5N1, alias flu burung. Torax nya pun s dirontgen ulang secara lebih detail, dan hasilnya Achsan pneumonia berat dan sebagian paru-paru nya sudah terisi air.

“Allah, engakau begitu dekat”, gumamku panjang. Kembali aku mengingat Achsan yang sedang berjuang sekuat tenaga dalam do’a nya untuk sembuh

***

Pada hari yang sama Achsan dirujuk ke RS persahabatan (sentral penderita flu burung), tetapi karena ICU nya penuh, Achsan dirujuk ke ICU RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Saat dipindahakan Achsan merasa terhina sekali, “Saya merasa terhina, saya dipindahkan oleh staf kesehatan perpakaian isolasi komplet seperti di film Hollywood”, tuturt Achsan padaku. Jalan, gang, elevator semuanya dibersihkan dari pengunjung saat Achsan lewat. Semua petugas keamanan menggunakan masker. Semua mendadak horror. “ Kok , saya seperti punya penyakit nista”, tutur achsan saat itu, seperti diceritakan nya padaku. Achsan tiba di ICU penderitaan tubuh nya pun dirasakan nya bertambah. Infus saya bercabang 3, plus selang injeksi, ia rasakan semakin membuat penderitaan nya semakin bertambah. Achsan juga merasakan kerongkongan semakin tak enak dirasakan nya, karena dikasih selang. Bukan itu saja, Achsan semakin merasa tak nyaman, ketika kateter dipasang untuk memudahkan nya buang air kecil. Achsan sempat menangis, ketika merasa tak kuat untuk berdiri dan buang air besar. Pup (BAB) pun dilakukan dengan menggunakan pampers. “Masya Allah, betapa tidak enak dan nyaman nya”, pekik Achsan

Saat-saat bernafas dirasanya tak nyaman. Achsan bernafas dengan masker oksigen (ia menolak intubasi), disamping itu juga dipasang alat rekam jantung dan saturasi.

( diruangan kaca kecil yang sangat berisik, dengan suara peralatan medic, dalam kondisi lelah namun masih sadar, Achsan melihat ruang-ruang ICU diisi oleh beberapa pasien yang memang sudah sekarat, kebanyakan kondisinya tidak sadar)

Keesokan harinya, tepatnya hari jum’at yang Achsan lupa tanggal nya ada hal yang membuat Achsan bertambah lemas. Achsan menjalani pemeriksaan loboratoriom ke dua. Hasil lab hari itu, ternyata menunjukan hasil yang mengerikan. Achsan bukan saja positif positif H5N1 tapi juga H1N1 alias flu babi (yang konon berasal dari Meksiko).


Seperti diketahui, flu burung dan flu babi adalah penyakit baru yang cukup berbahaya. Penyakit ini mudah sekali menular hanya dengan kontak fisik. Bahkan jika terlambat ditangani, penyakit ini juga bisa memakan korban jiwa. Dengan kondisi semacam ini,

….siapapun tak bisa menolak qodar Allah………

Di ICU Achsan masih dalam keadaan lemah. Tekanan darah sistole nya selalu dibawah 100, dan detak jantung lambat (hanya 15 hingga 25 denyut per menit), sementara oksigen darah Achsan hanya 50% dari normal. Achsan lebih sering tertidur dibanding terbangun, bahkan secara rutin perawat membangunkan Achsan agar tetap tersadar dan tidak pingsan.

Achsan berusaha sekuat tenaga untuk tidak pingsan. Dalam panas tinggi dan menderita penyakit mengerikan dua sekaligus, ia masih tetap berzikir, berdo’a dan pasrah pada Allah. Kepasrahan Achsan, mengingatkan saya pada sebuah kisah yang berjudul Struggling to Surrender – berjuang untuk berserah. Sungguh Achsan sedang berjuang dan berserah diri pada Allah

“Saya merasakan manis nya keimanan”, tutur Achsan padaku. Saat ia dirumah sakit, saudara seta teman-teman nya sealu setia menemani. Ada saudaranya yang sudah menyiapkan pasir untuk Tayamum dalam plastic kresek hitam, untuk dia berwudhu

Ia mengaku, setiap perawat selalu bertanya ini apa? “ ini obat special”, ujar nya tanpa mau memperpanjang obrolan, karena ia merasa lelah. Setiap waktu sholat ada saja orang yang mengingatkanya.

Syukurnya, istri Achsan membekali sekali Quran dan buku doa. Meski sakit tak terperi, Achsan berusaha membaca Al-Qur’an yang selalu berada tak jauh dari tangan nya

Di ruangan sunyi dan terisolir itu, Achsan sangat terasa bisikan bisikan syetan untuk tidak sabar, untuk merasa berat melakukan ibadah sholat, sering dibuat mimpi-mimpi yang melemahkan keimanan, untuk menyerah dengan keadaan dan pasrah pada perasaan lemah. sesekali bisikan untuk putus asa, dan yang parah adalah prasangka buruk pada Allah

innal’abda idza sabaqot lahu minnallooh manzilatun lam yablugh haa bi’amalihi ibtalaahulloh fii jasadihi au fii maalihi au fii waladihi summa shobbaro’alaa dzalik summattafaqoo hattayub lighohul manzilatallatii sabaqot lahu minnalloohi ta’alaa – sesungguhnya seorang hamba Allah ketika telah mendahului padanya (qodar) drajat dari Allah yang dia tidak bisa mencapai dengan amalan nya, maka Allah member cobaan padanya, di dalam jasadnya atau hartanya atau anak nya, kemudian Allah memberi lagi kesabaran pada nya dalam menghadapi cobaan tersebut sehingga Allah menyampaikan padanya derajat yang telah di qodar untuknya disisi Allah ta’ala. (HR. Abudawud)

Tapi semua itu, bisa dijalani Achsan dengan baik. Pada saat inilah nasehat, ajakan berdoa, peringatan untuk sholat bisa dengan segera menghilangkan pengaruh-pengaruh syetan tadi. Semangat itu didapatkan Achsan tiap hari.

Semangat untuk sembuh dan berharap pertolongan Allah, semakin kuat dirasakan Achsan ketika suatu siap dia melihat pasien baru masuk ke ruang depan dimana Achsan dirawat

“di ruangan yang ada di depan saya datang seorang Bapak berusia atas 50 tahun. Ia datang dalam keadaan lebih bugar dari saya, dan dengan kasus yang sama dengan saya (H5N1 & H1N1), hanya bertahan sehari dan besoknya meninggal. di ruang sebelah, ada bocah usia 5 tahun, Masuk dengan Pneumonia seperti saya, dan saat 4 hari saya di ICU, bocah tersebut meninggal. Rasanya dekat sekali saya dengan maut” ungkap Achsan.

Tapi sebaliknya, melihat kondisi itu malah membuat ia tambah semangat untuk sembuh. Tidak ada perasaan takut atau getir pada saat itu, tapi yang ia rasakan adalah rasa penyesalan atas perilaku saya selama ini, yang kurang mengepolkan ibadah

(dalam hati Achsan ingat suatu dalil, setiap yang bernyawa akan merasakan mati, dan mati itu datangnya sewaktu-waktu)

Achsan sempat tak sadarkan diri. Dalam kondisi tak sadar itu, ia bermipi dan mengingat dengan jelas mimpinya. Dalam mimpi itu tiba-tiba ada sosok yang menunjukan pilihan-pilihan pada Achsan. Pilihan baik atau buruk, pilihan sukses atau gagal, pilihan hidup atau mati. Semua pilihan yang baik, diwakili dengan arah kanan, pilihan yang buruk di wakili dengan arah kiri

Achsan pun memilih arah kanan. Dalam perjalanan nya kea rah kanan, ternyata Achsan di ajak kesebuah gunung, dimana gunung itu dikelilingi oleh jurang yang sangat dalam. Dalam mimpi itu ia bertemu banyak orang yang sedang kehausan. Digunung itu tak ada air. Yang tak sabar memilih lompat ke dalam jurang yang dalam, dan mati tak kembali

Achsan tetap bertahan dalam kehausan dan ia tak mau masuk dalam jurang itu. Saat terjaga, panas badan nya menurut. Hasil pemeriksaan terakhir, Achsan sembuh dari kedua penyakit yang mengerikan itu

Achsan merasakan hadir sebagai ksatria baru dalam hidupnya setelah sembuh. Ksatria yang kusebut disini bukanlah ksatria bertopeng atau ksatria dalam pewayangan. Melainkan ksatria dalam diri, berjuang, beribadah pada Allah

Kata Nabi Ibrahim: "Wa idzaa maridltu fa huwa yasyfiin" - dan ketika sakit aku, maka Dia yang menyembuhkan.

Menuntaskan tulisan ini, aku teringat sebuah puisi

Ke mana pun kau menoleh
Kita bakal bertemu
Karena kau hanya daging

Kemanapun kau menoleh
Kita bakal bertemu
Karena kau hanya tulang
bakal merapuh dalam sendiku

kalimat-kalimat dahsyat dalam sajak Gus tf, yang bertajuk “Bakal”, tahhun 2001 itu, seperti luruh dalam jiwaku.

Achsan aku belajar dari kisahmu. Tetap semangat dan hebat, saudaraku

Ramadhan Ooh Ramadhan


Ramadhan Ooh Ramadhan
ImageMenjelang ramadhan ini,kita mulai melihat acara televisi berubah secara serentak…apalagi nanti saat ramadhan tiba,pastilah semua akan menjadi islami…sinetron islami.humor islami,bahkan ngegosippun yang sudah sehari 5 kali akan berubah gosip islami…sepertinya masih ada yang kurang rela meninggalkan hal-hal yang sia-sia bahkan maksiat meski di bulan suci Ramadhan. Betapa kita cuma menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang, menurut istilah seorang pengamat media, Veven Sp. Wardhana sebagai “dalam rangka”, sehingga hanya alim saat di bulan Ramadhan. “Dalam rangka” menghormati bulan Ramadhan, televisi pun berubah jadi “mushola” dengan beragam t ayangan bernuansa islami. Masyarakat kita masih tergantung dengan “dalam rangka”, sehingga hanya bisa masuk dan merasuk dalam tema tertentu saja. Begitu pendapat Direktur Institute for Media and Social Studies Jakarta ini.

Ah, jika dari tahun ke tahun selalu begitu, nggak ada lagi nikmat yang kita reguk dari Ramadhan. Nggak terasa lagi beda yang nyata dan memberi pengaruh besar dalam hidup kita dari “gemerlap” cahaya Ramadhan ini. Malam-malam yang kita lalui nggak terasa lagi syahdu mengharap berkah, rahmat, dan ampunan dari Allah. Bahkan sebaliknya, malam-malam yang kita lalui nggak ada bedanya dengan nuansa pada bulan lainnya. Kelakuan dan kebiasaan kita masih “istiqomah”dengan cara lama sebelum Ramadhan. Cuma bungkusnya aja yang berganti, tapi isinya udah basi. Kalo begitu, rasanya wajar kalo bilang: Ramadhan Is Dead! seperti dalam bukunya Shofwan Al Bana .
Maraknya tayangan televisi di bulan Ramadhan nanti ,seperti tahun-tahun lalu biasanya sangat memprihatinkan ragam tayangan menjelang berbuka dan pengantar makan sahur yang seolah ?melecehkan' kesucian dari Ramadhan itu sendiri. …banyak becandanya,dan ngurangi kekhusyukan doa dan sholat malam kita.maksudnya sich biar gak ngantuk….tapi ujungnya bikin lupa doa sholat malam…ya..kan,apalagi anak anak muda.juga tua tua ..hehe…Makanya sebelum masuk ramadhan kita inget inget dah.
Mungkin masyarakat kita udah terbiasa dengan humor, sehingga tayangan-tayangan tersebut pun tak sedap dipandang mata kalo nggak nyelipin (sebenarnya bukan nyelipin definisinya, sebab faktanya humor ini jadi mayoritas di acara itu, dan justru ceramahnya yang nyempil). Hmm? acara taushiyah pun berubah jadi sebagai pelengkap acara.Kalo ada program acara yang kerasa kuat pesannya, tapi lagi-lagi dikemas dengan guyon. Kayak Ceramah Ceria . Sebetulnya nggak masalah juga menyampaikan materi dengan rileks dan ringan, serta mengibur. Boleh jadi itu memang cara efektif untuk menyampaikan pesan kepada kalangan tertentu. Tapi, tentunya nggak elok kalo kemudian jadi kebanyakan guyonnya. Lebih celaka lagi kalo jamaahnya ditanya, Materinya apa tadi??? Lucu! (cuma itu jawaban yang keluar). Ya, sangat boleh jadi, acara ini digelar pun mengikuti selera pasar (logika pengelola media sih dari dulu emang begitu karena sejatinya emang lagi mancing iklan…
Mengapa kita tidak berubah?
AlvinToffler pernah menyampaikan bahwa: “Perubahan tak sekadar penting untuk kehidupan. Perubahan adalah hidup itu sendiri.”Nah, pertanyaannya kenapa kita masih malas untuk berubah dalam hidup ini? Tentunya berubah ke arah yang baik ya. Karena kalo berubahnya ke arah yang buruk rada gampang. keimanan yang cuma nyangkut di KTP langsung goyang deh,ngeliat yang asyik asyik…lupa taraweh,lupa iktikaf.lupa tadarus... Lalu rame-rame deh pada melanggar.Naudzubillah min dzalik,,,
Temen temen,yang saya cintai, menjadi baik itu nggak susah. Asal kita mau dan punya niat tulus untuk mengubah kebiasaan buruk kita. Apalagi kalo kita nyadar bahwa hidup ini cuma sekali, dan sementara pula. Apa yang bakal kita bawa sebagai bekal kalo tiba-tiba besok pagi Allah mengutus Malaikat Izrail membawa surat perintah untuk mencabut nyawa kita? Cuma orang yang nekatz dan nggak tahu diri aja yang berani menghadap Allah dengan bekal amal baik yang minim. Jangan sampe deh ngalamin seperti itu.
Kalo ngomongin soal perubahan, yang dekat dengan kita saat ini dan bisa nyambung, ya tentang Ramadhan. Sebenarnya perintah Allah jelas banget, bahwa diwajibkannya puasa buat kita, kaum mukminin, adalah untuk mendapatkan predikat takwa. Bukan yang lain. Firman Allah Swt:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS al-Baqarah [2]: 183)
Oke, saatnya kita jadikan Ramadhan menjadi momentum perubahan kita menuju level ketakwaan yang lebih tinggi (jangan cuma semangat naikkin level kalo main game neh… hehehe). Yuk, berlomba menjadi yang terbaik. Itu sebabnya ubah kebiasaan, khususnya kebiasaan buruk.
Jangan matikan Ramadhan!
Kalo duluuuu sekali kita rajin teraweh ke mesjid,karena mengejar tanda tangan ustad,kenapa sekarang kita tidak datang,mengharap tanda tangan Allah langsung yang akan menorehkannya dalam buku catatan kita kelak,karena ramadhan ini yang mencatat adalah ALLAH SWT,.Kalau duluuuu sekali kita rajin tadarus,karena target dari sekolah kita,mengapa kebiasaan itu kita tinggalkan??Kalau duluuu sekali kita rajin iktikaf,karena ngarep kumpul temen cabe rawit atau anak muda yang ngarep cenas doinya dateng......Kenapa sekarang dengan Lillahi taala kita datangi iktikaf,karena tau bahwa yang mencatatkannya adalah yang menjaga hidup kita...Jadi apapun kebiasaan baik kita duluuu….sekali…marlah kita ulang sekarang ini,dengan semangat yang berbeda...
Kalo sekarang Ramadhan tampak seperti mati (karena memang nggak kerasa nuansanya), maka sebenarnya kitalah yang membuatnya mati dan bahkan sudah menguburkannya dalam-dalam.. Padahal, itu cuma diberikan sebulan dalam setahun oleh Allah. Hmm? bener-bener nggak tahu syukur kalau ada yang seperti ini….
Temen temen , mumpung Ramadhan baru akan menjelang, mari kita hidupkan ramadhan,jangan matikan Ramadhan. Karena ia belum akan mati. Kitalah yang menjadikan Ramadhan mati. Ramadhan akan tetap hidup bersama orang-orang yang merindukannya. Mereka akan tetap bermesraan dengan Ramadhan di setiap detik yang ia lewati, di setiap menit yang ia lalui, dan di setiap malam yang selalu membuatnya terjaga untuk senantiasa mengisinya dengan ibadah. Ramadhan memang tidak akan pernah mati, ia akan hidup terus bersama orang-orang beriman yang mencintainya.
Sekali lagi, jangan kubur Ramadhan. Karena ia masih hidup. Sebaliknya, kita nyalakan semangat dan ceriakan Ramadhan dengan amal sholeh yang berlimpah. Deras mengalir dari setiap ucapan dan perbuatan kita. Agar banjir nikmatnya terasa sampe membekas dalam hidup kita selamanya. Semoga Ramadhan kali ini (dan juga seterusnya) memberikan kekuatan yang besar dalam hidup kita untuk mengubah kebiasaan buruk kita. Berubah menjadi lebih baik. Karena Ramadhan memang belum mati.
Nabi SAW mengatakan "Celakalah orang yang masih menjumpai kedua orang tuanya,tapi dia masuk ke Neraka,Celakalah orang ketika disebut Nama Muhammad tidak bersholawat,dan celakalah orang yang menjumpai Ramadhan tapi masih membawa dosa"

SELAMAT BERPUASA....

Selasa, 18 Agustus 2009

11 Tips Membuat Lamaran Anda Tampak Professional



Dalam melamar suatu pekerjaan, seringkali kita berbenturan dengan banyaknya pelamar yang juga melamar di pekerjaan tersebut. Untuk mensiasatinya, berikut tips dan trik yang bisa digunakan:

1. Sesuaikan lamaran Anda dengan iklan yang Anda tanggapi. Gunakan kata-kata yang telah disesuaikan dengan iklan
2. Gunakanlah lamaran berbahasa Inggris, karena lamaran berbahasa Inggris meningkatkan persepsi kualitas dua kali lebih baik dari lamaran berbahasa Indonesia.
3. Gunakan kertas sejenis conqueror untuk mencetak lamaran Anda. Jangan gunakan kertas HVS biasa.
4. Gunakan amplop khusus untuk lamaran Anda. Lamaran dengan amplop coklat membuat Anda sama saja dengan pelamar lain. Buatlah amplop sendiri menggunakan kertas conqueror yang sama dengan kertas lamaran Anda.
5. Buatlah riwayat hidup Anda dengan versi resume, bukan dengan versi CV.
6. Masukkanlah hanya data yang penting dan menjual saja pada lamaran Anda. Setiap data tidak penting dan menjual hanya akan menurunkan kualitas lamaran Anda.
7. Berfotolah dengan pakaian jas dan dasi untuk pria, atau three-pieces suite untuk wanita. Gunakan foto berwarna dan ukuran 4X6
8. Ceritakan dengan baik pengalaman Anda dalam bentuk action word. Beri gambaran pada perekrut kompetensi apa yang Anda kuasai.
9. Tulislah riwayat hidup Anda dengan versi kronologis terbalik. Perekrut menganggap bahwa pelamar yang menulis resume secara kronologis terbalik adalah kandidat professional dan memiliki kompetensi
10. Pertimbangkan dokumen yang Anda masukkan ke dalam amplop lamaran dengan seksama. Semakin sedikit lembar dokumen yang Anda masukkan, asalkan benar-benar penting dan membangun persepsi kompetensi, makin membuat perekrut menaruh respek dan penghargaan pada Anda.
11. Kirimkan lamaran Anda pada hari iklan dimuat. Amplop awal yang datang pasti akan dibuka oleh perekrut. Amplop ke-4000 yang datang mungkin sekali tak akan pernah sempat dibuka perekrut.

Selasa, 11 Agustus 2009

Untuk Mu Yang Pernah Mewarnai Hidupku



Buat semua teman teman, aku punya sebuah cerita , cerita ini mendeskripsikan apa yang ku alami dan apa yang ku rasakan saat ini. Mungkin juga jadi media belajar bagiku untuk menulis sebuah cerita siapa tau suatu saat nanti aku bisa menjadi seorang penulis yang bisa dibanggakan he…….
Aku adalah seorang mahasiswa semester IV di salah satu kampus dan salah satu karyawan di sebuah perusahaan dikota tangerang. Awalnya .. aku punya seorang teman sebuat saja namanya nia ( bukan nama sebenarnya ) , kami berdua bertemu dan berkenalan pada saat aku registrasi sebagai mahasiswa di salah satu kampus di kota tangerang. Jujur saja karena aku bukan orang asli tangerang , aku baru mulai tinggal di tangerang awal tahun 2007 jadi tidak ada satupun orang yang kukenal pada waktu itu, dan nialah orang yang pertama kali aku kenal di kampus. Saat aku berkenalan dengan nia aku sudah menaruh simpati padanya, oke… aku tidak bisa bohong nia orangnya cantik , supel, periang dan satu hal yang paling aku suka dari nia karena dia seorang muslimah yang senantiasa menggunakan jilbab.
Singkat cerita kami saling nyambung disaat kami ngobrol, kami berduapun mulai akrab dan sering jalan berdua. Uniknya antara aku dan nia memiliki beberapa angka kombninasi yang unik, mulai dari tanggal ,bulan, tahun lahir , no absen , sampai NIM ( Nomor Induk Mahasiswa ). Awalnya aku sempat berfikir apa maksud yang alloh berikan dibalik semua ini , tapi akhirnya ku sadari ya… mungkin hanya kebetulan belaka. Dan tanpa kusadari akhirnya rasa simpatiku ini semakin dalam , bisa disimpulkan aku mulai menyayangi dan mencintai nia. Tapi aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan apa yang aku rasakan saat itu karena nia sudah memiliki seorang kekasih.
Karena kami sering jalan berdua , aku takut kalau aku tidak bisa mengendalikan perasaanku ini, waktu itu aku pernah bicara kepada nia agar aku dan nia menjaga jarak supaya tidak ada fitnah atau hal hal yang tidak kami inginkan. Tapi kenyataan bicara lain, bukan menjaga jarak tapi kami malah semakin akrab layaknya orang yang sedang kasmaran. Teman teman di kampuspun banyak yang membicarakan hubungan kami karena mereka semua tau kalau nia sudah punya kekasih. Suatu hari aku pernah jalan dengan nia kerumah sepupuku di salah satu kecamatan di kota tangerang, kami benar benar menikmati perjalanan kami dan saat itu aku bisa melihat dan mempelajari siapa sebenarnya nia.
Bagiku nia adalah seorang wanita yang kuat dalam menghadapi hidup, nia bekerja disalah satu perusahaan ternama di kota tangerang, dan dengan hasil kerjanya itu nia membiayai biaya hidupnya , kuliahnya dan membantu meringankan beban kedua orangtuanya. Aku benar benar kagum dengan kepribadiannya ya… walaupun nia memiliki sifat egois yang tinggi tapi aku selalu belajar untuk mengerti dan memahami nia. Belakangan yang aku ketahui nia dan kekasihnya tidak memiliki banyak waktu untuk berdua mungkin karena mereka disibukkan dengan aktivitas mereka masing masing karena kekesihnyapun masih menjalani kuliah di salah satu universitas di kota serang, sehingga aku lebih banyak memiliki waktu untuk menikmati kebersaman dengan nia.Pernah suatu saat karena ada acara seminar dari kampus yang seharusnya aku mengikuti seminar itu di kampus kami tapi aku memilih ikut seminar di daerah serpong dengan pertimbangan karena temanku widi ( bukan nama sebenarnya ) tidak ada yang menemani mengikuti acara seminar di daerah serpong.keesokan harinya nia memintaku menemani untuk makan berdua dan disitu nia menjelaskan tentang tidak sukanya nia dengan apa yang aku lakukan kemarin yang pada intinya nia tidak bisa menerima jika aku pergi bersama dengan teman wanita yang lain , dan ini bukan pertama kalinya terjadi , dengan kejadian itu aku mulai benar benar yakin dengan perasaan nia.
Akhirnya dalam suatu kesempatan aku beranikan diri untuk mengungkapkan isi hatiku. . . . saat itu nia tidak bisa menerima apa yang aku katakan , tapi aku yakin benar apa yang dia katakan padaku bukanlah seperti apa yang ada dalam hatinya yang paling dalam, bibirnya bisa membohongi diriku tapi matanya tidak akan pernah membohongi diriku. Aku yakin nia juga menyayangi dan mencintaiku sebagaimana aku mencintai dan menyayanginya. Hanya masalahnya nia belum bisa meninggalkan kekasihnya dan nia belum yakin dengan keseriusanku , tapi aku yakin suatu saat nia pasti akan terus terang dengan apa yang dia rasakan.
Hingga suatu saat , saat kami pulang dari kampus nia memintaku untuk pulang sama sama, akupun tidak akan pernah menolak permintaannya, dalam perjalanan kami pulang kerumah nia, nia akhirnya mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan tentang hubungan kami, jujur malam itu aku merasa sangat bahagia walaupun kami bicara hanya di atas sepeda motor bututku he…. He…….. Nia memang memiliki perasaan yang sama dengan diriku hanya saja nia masih belum bisa menerimaku dengan alasan keseriusanku.
Sepulang kuliah aku lupa waktu itu hari apa dan tanggal berapa aku mengajak nia ke suatu tempat yang menurutku asyik untuk ngobrol berdua, tempat ini ada di sekitar pasar lama kota tangerang, bagiku tempat ini adalah tempat yang paling tepat untuk melepas lelah setelah pulang kerja dan tempat untuk melepaskan semua masalahku . . . ya walaupun cuma sejenak, disini aku biasa menghabiskan waktu satu sampai dua jam hanya untuk menikmati segelas mocacino dingin dan sepiring roti bakar hangat.malam itu kami ngobrol banyak , kami saling curhat yang aku ingat malam itu nia menjelaskan beberapa point kekurangan diriku dan nia memintaku untuk merubah point point itu, nia mengatakan dia akan melihat sampai dimana usahaku dan dia juga akan melihat sampai dimana usaha kekasihnya untuk mendapatkannya, aku sempat berfikir kali ini nia menjadikan aku dan kekasihnya sebagaimana pion dalam permainan catur. Tapi aku tidak pernah peduli aku berniat untuk membuktikan usahaku, dan ada satu hal penting yang selalu aku ingat saat itu nia bertanya kepadaku “ menurut loe kekurangan gw apa ? “ aku tidak tau saat itu aku dapat inspirasi dari mana yang kukatakan pada nia bahwa dimataku nia tidak memiliki kekurangan , sekalipun dia memiliki kekurangan aku berusaha untuk menerimanya dengan lapang dada dengan kata lain aku menerima , menyayangi dan mencintai nia apa adanya, mungkin karena aku terlalu sering membaca novel atau nonton sinetron kali ya…… he…, he…. He…….aku selalu berusaha untuk mengerti dan mengerti nia walaupun nia tidak terlalu memberikan respon positif terhadap usahaku.
Tepat jam 21.30 hujan turun sangat deras , kami sangat menikmati malam itu dan malam itu juga aku bisa secara jelas memandang nia , aku suka melihat matanya , melihat senyumnya , bagiku memandang mata nia dengan sepenuh hati menjadi satu kenikmatan yang sulit sekali aku gambarkan, dan perlu diketahui aku tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu jika aku memiliki kesempatan untuk memandang matanya. Sampai jam 22.30 hujan tidak kunjung reda akhirnya aku mengajak paksa nia untuk pulang karena besok kami masih harus bekerja seperti biasa, aku antar nia pulang kerumahnya dengan kondisi hujan , kami sempat berteduh disuatu tempat tapi karena hujan tidak kunjung reda juga akhirnya kami nekat untuk hujan hujanan, aku sangat menikmati kebersaman ku dengan nia malam itu dan aku yakin niapun merasakan hal yang sama, seumur hidupku inilah pertama kalinya aku merasakan moment yang sangat berpengaruh dalam hidupku, aku tidak akan pernah melupakan malam itu.
Semaki hari aku semakin merasa benar benar peduli dengan hidup nia, aku semakin sering menjemput nia di tempat kerjanya , aku semakin sering mengantar nia pulang dari kampus , aku semakin sering membantu nia mengerjakan tugas tugas kuliah, aku semakin sering mengajak nia untuk makan ba’so ditempat tempat yang aku belum pernah coba karena kebetulan aku memiliki hoby makan ba’so jadi dimanapun ada ba’so yang enak selama tempat itu masih bisa kujamah pasti akan kukejar,aku semakin sering telepone dan sms nia, bahkan kadang aku sampai lupa waktu disaat kami ngobrol di telepone dengan nia , sangking asyiknya aku jadi terbiasa ngobrol sampai jam satu , jam dua bahkan sampai setengah empat pagi,dan tanpa kusadari semakin hari nia semakin sangat berarti dalam hidupku sampai aku pernah merasa usahaku untuk mendapatkan cinta dari nia tidak akan pernah berhasil, akupun memutuskan untuk menjaga jarak dengan nia apalagi waktu itu momentnya benar benar mendukung karena kami sedang libur kuliah dan otomatis kami akan jarang memiliki waktu untuk berdua. Kamipun mulai menjaga jarak bahkan kami tidak bicara sepatah katapun kalau tidak perlu, dan sempat kukatakan pada nia bahwa aku sudah menganggapnya sebagai adikku walaupun pada kenyataannya kata – kataku itu sangat menyakitkan hatiku.
Ternyata usahaku ini sia –sia , aku merasa tersikasa dengan keadaan seperti itu dan aku yakin nia pun merasakan hal yang sama. Entah bagaimana mulainya aku dan niapun kembali masuk dalam keadaan seperti sebelumnya kami kembali masuk dalam indahnya rasa cinta yang telah alloh berikan kepada semua hambanya, bahkan cintaku saat itu sudah semakin dalam terhadap nia, aku menjadi sering melakukan hal hal aneh di luar akal sehat manusia untuk nia , aku selalu merasa ada yang hilang bila sehari aku tidak melihat nia, aku sering sms nia diwaktu waktu yang tidak wajar untuk sms, aku sering pura – pura salah kirim sms hanya untuk mengemis perhatian dari nia , aku sering sms hanya untuk mengatakan bahwa kau menyayangi nia , bahkan aku sering sms ke teman temanku yang lain untuk meminta temanku mengatakan kepada nia bahwa aku sangat menyanginya , aku sering membuang waktuku begitu saja hanya untuk mengingat ingat nia, bahkan ketika malam datang aku sulit sekali memejamkan mataku . . . aku ingin mendengar suara nia . . aku selalu berharap sms dan telepone dari nia, hatiku merasa sejuk saat telepone atau sms nia datang. Yang jelas aku menjadi semakin gila karena nia bahkan akal sehatkupun sudah kalah dengan hawa nafsuku , untungnya kakakku selalu peduli dengan hal hal yang terjadi dalam hidupku sehingga pikiran yang bersih masih bisa menetralisir keadaanku.
Karena jadwal beberapa mata kuliah kami tidak mendukung dengan jadwal kerja nia , nia menjadi sering tidak masuk kampus untuk beberapa mata kuliah, nia memintaku untuk mencari waktu agar aku bisa menyampaikan beberapa mata kuliah yang dia tidak dapat mngikutinya, kami selalu memilih waktu disaat kelas kami libur sehingga tidak ada teman teman lain yang mengetahuinya , dan pada saat – saat itulah aku bisa menikamati kebersaaman ku dengan nia , aku selalu merasa penting dalam hidup nia , dan saat saat itulah aku bisa memandang keindahan mata nia, sampai pernah kami tidak masuk kelas hanya untuk pergi nonton bersama teman teman yang lain , dan inilah pertama kalinya aku dan nia nonton bersama dan pertama kalinya juga aku nonton bersama orang yang aku sayangi, jujur malam itu terasa malam yang indah dalam hidupku , malam itu menjadi malam kedua yang terindah selama aku bersama nia.dan seperti biasa selesai kami nonton aku antar nia pulang kerumahnya.
Masalahnya timbul saat aku mendapatkan tugas dari tempat kerjaku untuk keluar kota tepatnya disalah satu kota di jawa tengah, sebelum berangkat aku berpesan kepada nia untuk memberikan ijin kepada dosen dosen yang aku tidak dapat mengikuti kelasnya selama aku tugas.Selama aku menjalankan tugasku di luar kota aku baru dapat merasakan betapa sangat berartinya nia untukku, aku tidak pernah berhenti untuk sms atau telepone nia hanya untuk mengatakan bahwa aku sangat menyayanginya dan sangat merindukannya. Di hari kedua tugasku aku menerima sms dan telepone dari ria perlu diketahui ria adalah orang pertama yang singgah dalam hatiku , dulu aku berhubungan dengan ria kurang lebih 4 tahun , bukan waktu yang singkat untuk menjalin hubungan , kami putus karena pada waktu itu ada orang yang melamar ria dan dengan berat hati aku lepaskan ria begitu saja, bukan karena aku tidak mencintainya dan tidak menghargai waktu yang begitu lama untuk aku dan ria menjalin hubungan, aku belum sanggup untuk mengambil resiko ke urusan pernikahan, belakangan aku baru mengetahui bahwa ria batal menikah. Dan pada kesempatan itu ria mengajak ku untuk mencoba memulai hubungan lagi seperti dulu, berat sekali bagiku untuk menjawabnya , semua jawaban yang kuberikan pada ria hanyalah sekedar basa basi, sampai saat aku tulis tulisan ini aku belum sedikitpun memberikan jawaban yang jelas dan berarti untuk ria, malam itu aku berfikir, tidak tau dapat ide dari mana aku putuskan untuk menyudahi hubungan tidak jelasku dengan nia karena menurutku dengan mengatas namakan ria adalah moment yang tepat untuk menyudahi hubunganku dengan nia., aku tidak mau terus merasa tersiksa dengan keadaan ini, bukannya aku sombong atau bagaimanalah yang jelas dari awal hati kecilku tidak pernah menerima apabila hubungan nia dan kekasihnya berantakan karena diriku.
Sepulangnya aku dari tugas luar kotaku aku masuk kuliah seperti biasa, karena niatku sudah bulat untuk menyudahi hubunganku dengan nia akhirnya secara perlahan aku memberi jarak kedekatanku dengan nia, beberapa hari kemudian nia mulai menyadari dengan sikapku yang agak cuex dengannya, jujur aku tidak tega dan tidak sampai hati melihat keadaan ini, aku berniat mengatakan semuanya saat kami selesai ujuian karena seminggu lagi kami melaksanakan Ujian Akhir Semester aku tidak mau mengganggu konsentrasi nia untuk belajar, tapi setelah kupelajari ternyata aku harus secepatnya mengatakan apa yang terjadi kepada nia sebelum orang lain yang mengatakannya, malam itu sepulang kuliah aku telepone nia dan kujelaskan semua apa yang terjadi dengan diriku , nia sangat marah dan sangat kecewa denganku karena ku katakan pada nia, semua kata – kata yang pernah ku ucapkan pada nia aku cabut semuanya. Akupun menyadari bahwa nia sudah mulai peduli denganku nia sudah mulai memperlihatkan keseriusannya denganku, nia sudah mulai memperlihatkan rasa sayangnya denganku, dan itulah yang membuat nia kecewa disaat nia sudah mulai mencoba untuk serius justru aku yang lari dari kenyataan. Panjang lebar kami bicara dan terakhir nia memintaku untuk mengklarifikasi hubungan kami dengan kekasihnya karena yang kuketahui kekasih nia sudah mengetahui hubunganku dengan nia, dan aku menyanggupinya. Sabtu 20 juni 2009 aku temui kekasih nia tapi maaf untuk kebaikan kami aku tidak dapat menceritakan apa yang terjadi dalam pertemuan ini yang jelas pada intinya setelah pertemuan itu kami sudah tidak memiliki masalah lagi satu sama lain.
Senin 22 juni 2009 hari pertama aku mengikuti Ujian Akhir Semester dan itulah hari pertama ku bertemu nia setelah kejadian tanggal 20 juni , semuanya sudah berubah nia tidak bicara sedikitpun padaku , nia selalu menghindar dariku , dan aku yakin nia sangat kecewa dan merasa sakit atas apa yang kulakukan padanya. Seminggu kami ujian, aku hanya bisa mencuri pandangan bola mata nia, aku sudah tidak bisa menikamti seyumnya, aku sudah tidak bisa menikamati canda tawanya, sampai saat aku menulis ini aku belum pernah lagi bertemu dengan nia. Syukur alhamdulilah nilai ku maupun nilai nia semuanya cukup memuaskan dapat kusimpulkan apa yang terjadi antara aku dan nia tidak banyak mempengaruhi keseriusan kami dalam belajar , ya mungkin karena kami sudah mulai mengerti arti kedewasaan. Semua sms ku hanya dianggap sampah karena tidak satupun sms ku yang dibalas, aku sangat merindukannya , rindu memandang matanya,rindu kebersaman ku dengan nia , rindu dengan seyumannya , rindu dengan sikap egoisnya , rindu dengan canda tawanya dan bagiku sikap nia , canda tawa nia , senyum nia , pandangan mata nia adalah anugerah terindah yang pernah ada dalam hidupku.
Pada kesempatan ini ada beberapa pesan yang ingin kukatakan, pertama untuk ria maafkan aku jika sampai saat ini aku belum pernah memberikan satu jawaban yang jelas atas hubungan kita , jika selama ini kau selalu bertanya padaku “ adakah orang lain dihatiku “ insya alloh saat kau baca tulisanku ini sudah dapat menjelaskan pertanyaanmu, tiga tahun lalu kau memang sangat berarti dalam hidupku tapi seiring berjalannya waktu untuk saat ini aku tidak dapat menjelaskan hal itu, dan aku berharap kau dapat mengerti keadaanku. Dan untuk nia aku lupa ini untuk yang keberapa kalinya “ maafkan aku “ atas semua yang kulakukan padamu , semua ini ku lakukan bukan karena aku ingin melukai dan menyakiti hatimu karena aku tidak pernah berniat bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku untuk menyakiti dan melukai hatimu, semua ini kulakukan karena aku ingin yang terbaik dalam hidupmu dan saat ini aku belum bisa menjadi yang terbaik untukmu , tapi bukan berarti aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa menjadi yang terbaik untukmu , mungkin waktu yang akan menjawab semuanya, dan aku selalu percaya dengan takdir yang sudah di buat oleh alloh.

Kamis, 06 Agustus 2009

Sudah Tidak Diganggu Haruskah Berjilbab?



Sudah Tidak Diganggu Haruskah Berjilbab?
Kategori Fiqih Muslimah, Jilbab by Ummu Raihanah

Allah Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59)

Wahai ukhti muslimah,… ayat ini ternyata dijadikan dalil oleh suatu kaum untuk menyanggah bahwa jilbab hanya dipakai dalam kondisi diganggu, kalau tidak ada gangguan sah-sah saja membuka jilbab,..banyak saudari kita yang ilmunya masih minim termakan syubhat ini. Lalu apakah memang benar demikian?

Percakapan inilah yang pernah penulis dengar:

“Aman-aman saja kok, keluar tanpa jilbab, ga ada yang ganggu kita tuh! Buktinya justru yang pake jilbab dikomentari macem-macem,… Lagian liat dong ada ayatnya kenapa harus pake jilbab yaitu agar tidak diganggu,…iya kan? Nah kondisi nya waktu ayat itu turun ga aman, sekarang sudah aman, ga ada yang ganggu wanita muslimah keluar tanpa jilbab,..jadi sebabnya udah hilang dengan kata lain jadinya jilbab tu ga wajib gitu…..”

Waduh, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau syubhat ini di diamkan begitu saja.Keraguan semakin bertambah dan ujung-ujungnya ‘ogah’ pake jilbab. Lalu mencemoh muslimah lain yang pake jilbab.

Wahai ukhti muslimah,… syubhat tersebut sangat lemah bahkan lebih lemah dari sarang laba-laba. Cobalah tengok apa benar kenyataannya bahwa wanita yang tidak berjilbab tidak diganggu?Justru malah sebaliknya. Tengoklah berapa banyak kasus pemerkosaan terjadi karena wanita yang mengumbar auratnya. Di USA negara yang serba bebas ini mendapat laporan dari kantor polisi bahwa setiap 5 hingga 6 menit wanita USA diperkosa.1

Sangat menyedihkan fakta yang tidak bisa ditutupi. Dengan demikian benarlah firman-Nya bahwa Allah telah menjelaskan hikmah dari perintah mengulurkan jilbabnya adalah bahwa wanita yang diselimuti jilbab, maka dapatlah dimengerti bahwa dia itu seorang wanita yang bersih, terjaga dan berperilaku baik. Sehingga orang-orang fasik tidak berani mengganggu dan menyakitinya. Berbeda dengan seorang wanita yang keluar dari rumah dengan membuka auratnya, tentu yang demikian ini akan menjadi incaran orang-orang fasik serta akan digoda oleh mereka, seperti yang dapat di saksikan di setiap tempat dan masa. Oleh karena itu, Allah memerintahkan seluruh wanita mukminat agar mengenakan jilbab untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.2

Kemudian marilah kita lihat dengan seksama ayat diatas (surat Al-Ahzab ayat 33) adalah perintah Allah kepada wanita muslimah untuk memakai jilbab. Adapun supaya bisa lebih dikenal dan tidak diganggu bukanlah alasan untuk memakai jilbab,akan tetapi itu adalah dampak atau akibat positif bagi yang berjilbab. Bahwa orang yang berjilbab, disebabkan ia berjilbab dia lebih dikenal dan mudah dibedakan antara wanita muslimah dengan wanita non muslimah. Karena dengan berjilbab dia lebih terhindar dari gangguan orang yang nakal.Seperti orang sholat, kaum muslimin diperintahkan untuk sholat, Allah berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“tegakkanlah(dirikanlah) shalat untuk mengingatku,” (Thaha :14)

Apakah orang yang sudah ingat Allah dia sudah sholat?Tentu tidak! Begitu pula sama dengan orang yang mengatakan : makan untuk kenyang, apakah orang yang merasa kenyang walaupun dia tidak makan dikatakan sebagai orang yang telah makan? Tentu tidak demikian. Orang yang shalat,tapi dia tidak mengingat Allah dalam shalatnya berarti dia belum shalat.Begitu juga dengan jilbab,orang yang berjilbab dia memakai jilbab agar tidak diganggu, bukan berarti orang yang tidak diganggu tidak perlu berjilbab.Bukankah bunyi surat Al-ahzab ayat 33 ini hampir sama pengertiannya dengan firman Allah tentang seorang budak yang tidak ingin melacur karena menginginkan kesucian Kemudian Allah berfirman:

وَلَا تُكْرِهُوا فَتَيَاتِكُمْ عَلَى الْبِغَاءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِتَبْتَغُوا عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“ Janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi” (An-Nuur :33)

Apakah boleh kita menyuruh budak perempuan kita untuk melacur apabila mereka menginginkannya?! Jawabannya adalah : tentu tidak!!

Selain itu perintah Allah pada wanita muslimah untuk berjilbab terdapat pula pada surat An-Nuur ayat 31:



وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”

Simaklah perkataan Aisyah radiyallahu anha mengenai ayat ini :

“Semoga Allah merahmati kepada wanita-wanita Muhajirin yang pertama, yang tatkala Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: ”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya” mereka lantas merobek kain tak berjahit yang mereka kenakan itu, lalu mereka berkerudung dengannya. (Dalam riwayat lain disebutkan:) Lalu mereka pun merobek sarung-sarung mereka dari pinggir, kemudian berkerudung dengannya”3

Akan dikemanakan kah surat An-Nuur ayat 31, juga hadits diatas? Selain itu ada hadits yang sangat kuat yang menjelaskan wajibnya kaum muslimah keluar mengenakan jilbab yang di bawakan oleh Ummu Athiyah radiyallahu anha beliau berkata:

“Rasulullah memerintahkan kami agar keluar pada hari ‘ledul Fithri maupun ‘ledul Adha; baik para gadis yang menginjak akil baligh, wanita-wanita yang sedang haid maupun wanita-wanita pingitan. Wanita-wanita yang haid tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan (mendengarkan nasehat) dan dakwah kaum muslimin. Aku bertanya : Ya Rasulullah, salah seorang dari kami ada yang tidak memiliki jilbab? Beliau menjawab : Kalau begitu hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya (agar ia keluar dengan ber jilbab)!” (HR. Bukhari dan Muslim).4

Hadits ini merupakan dalil yang tak terbantahkan, dapat difahami dengan sejelas-jelasnya sabda beliau dan tak bisa di utak-atik maknanya oleh orang-orang yang senang mengekor hawa nafsu.

Wahai ukhti muslimah,…tanpa memakai jilbab saja manusia tak akan hentinya berkomentar dan mengkritik apa yang kita lakukan karena memang demikianlah tabiat manusia tidak ada puasnya. Apalagi kita yang berusaha untuk taat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya tentu lebih berat lagi ujiannya.Hanya perlu kita camkan dan garis bawahi adalah semakin kita mengikuti kebanyakan orang semakin menyesatkan kita dari jalan yang di ridhai-Nya sebagaimana firman-Nya:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Al-An’aam :116)

Cukuplah sudah kita berlepas diri dari pendapat ‘kebanyakan orang’ tak ada yang kita dapati melainkan syubhat-syubhat yang justru melemahkan keimanan kita.Dan tak ada jawaban yang patut di keluarkan dari lisan-lisan kaum muslimin dan muslimah terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya melainkan kami dengar dan kami ta’at (Sami’na wa atha’na) karena dari jawaban inilah kunci kesuksesan di dunia dan akhirat sebagaimana firman-Nya:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Sesungguhnya jawaban oran-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (AN-Nuur :51). Wallahu ‘alam.

Artikel ini telah di muraja’ah (di cek) oleh ustadz Muhammad Elvy Syam Lc.